Jumat, 20 Januari 2017

Artificial Intelligence

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
A.    Sejarah AI
Artificial intelligence merupakan inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada sejak muncul komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan komputer ini khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer.
Pada awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan 1980-an, mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan di khalayak umum. Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam pula.
Program kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya, pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan dilakukan pendekatan trial and error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh manusia.

B.       AI dan Kognisi Manusia (Mesin Berfikir)
Semua orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak sera kognisi manusia.
1.   Otak sebagai mesin berpikir
Apa yang telah kita pelajari tentang mesin berpikir kita, yang disebut otak adalah bahwa mesin ini berbeda secara fundamental dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang bias digunakan. AI berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak. Beberapa program komputer bekerja lebih efektif dari pada pikiran manusia dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal nya meski masih janggal. Komputer mampu memecahkan masalah seperti menyelesaikan sosal matematika, lebih cepat dan lebih aklurat dari pada manusia. Tugas lainnya adalah menggeneralisasi dan mempelajari pola aktivitas yang baru, dilakukan paling baik oelh manusia dan komputer masih kalah lebih baik. Pandangan baru mengenai kognisi manusia telah menimbulkan banyak antusiasme di antara para pendukungnya.
2.    Mesin Berpikir
Orang-orang yang fanatik AI, mesin mampu meniru kognisi manusia secara persis, pun proses intelektual tinggi mampu ditampilkan oleh sebuah mesin.  Orang-orang yang menganggap AI sebagai konsep intelektual yang korup & meyakini bahwa orang yang yakin atas keberadaan mesin berpikir adalah pemuja yang materialistis. Dikotomi John Searle (1980) membedakan dua jenis AI, yaitu :
1)      AI yang ‘kuat’
Menunjukkan bahwa pemprograman yang sesuai dapat menciptakan ‘pikiran’ yang mampu memahami. 
2)      AI yang ‘lemah’
Menekankan nilai-nilai heuristik dalam pembelajaran kognisi manusia. Tes antar sebuah jiwa murni melawan mesin yang diajukan oleh Alan Turing, seorang ahli matematika berkebangsaan Inggris.
a)        Tes Turing : Turing (1950) menyusun sebuah tes yang melibatkan komunikasi antar manusia yang melontarkan pertanyaan dengan makhluk penggunaan bahasa. Secara sederhana dirumuskan bahwa tugas manusia adalah memutuskan apakah makhluk tersebut manusia atau bukan. Tes Turing adalah sebuah penipuan terselubung yang memberi para ahli AI suatu hal konkrit untuk dijelaskan dan mengalihkan perhatian mereka dari pikiran yang filosofis.

b)        Ruang China Penelitian dengan menempatkan seseorang dalam ruangan yang dibatasi tulisan-tulisan China. Orang tersebut tidak tahu apa-apa tentang bahasa China dan tidak akan mampu membedakan antara kaligrafi China dengan skrip lainnya. Dari luar ruangan, orang tersebut diberi satu tulisan China lagi bersama  dengan satu set aturan untuk membandingkan satu set tulisan yang pertama dengan yang kedua. Aturan ditulis dalam bahasa Inggris sederhana dan hanya akan mengijinkan prang tersebut menghubungkan satu set simbol dengan satu set simbol lainnya. Orang yang berada dalam ruangan China tersebut adalah produk instan sederhana sebuah sebuah komputer yaitu data masuk-data keluar. Pikiran manusia memiliki tujuan tertentu yang menggambarkan sebagai “bagian dari sikap mental dan kejadian tertentu dimana pikiran diarahkan pada objek dan beberapa permasalahan di dunia”, sikap mental ini mencakup kepercayaan, ketakutan, hasrat dan tujuan.

3)   Persepsi dan AI
Persepsi manusia dipicu sinyal eksternal cahaya, suara, komposisi molekul, dan tekanan. Sinyal terdeteksi oleh sistem sensorik dan ditranduksikan (dikonversi ke energi neuron) sebagai pesan-pesan yang bisa dipahami otak. Sebuah mesin bisa menirukan mekanisme persepsi dengan langkah logisnya adalah dengan mengembangkan beberapa kapasitas indera perasa yang ada.
4)    Analisis Grafis
Cara komputer bisa diajarkan untuk mengenali bentuk geometris adalah melalui analisis fitur lokal sebuah objek yang menggunakan fakta bahwa bentuk geometris rumit telah diterjemahkan dalam bentuk yang lebih sederhana.  Program ini menggunakan beberapa pola kecil yang secara sistematis dicocokkan ke setiap objek dalam pencarian pasangan objeknya.
5)    Pengenalan Pola
Sistem pengenalan pola sebagian besar berhubungan dengan materi visual. Format umum dari perangkat keras yang mampu menghasilkan persepsi pada sistem ini berupa raster atau matriks dari sel-sel fotoelektrik (yang merespons kekuatan cahaya). Penelitian ini mengenali dan memahami tulisan tangan.
6)   Pengenalan Objek yang Rumit
Thomas Poggio & Robert Brunelli membahas topik pengidentifikasian wajah. Inti program: agar bentuk-bentuk yang menonjol, seperti lebarnya hidung, mampu diekstrak dari wajah & dianalisis secara matematis.
7)   Pengambilan Keputusan dan AI
Sistem yang bekirnerja seperti ahli disebut dengan sistem pakar. Sistem pakar adalah spesialis tiruan yang memecahkan masalah yang termasuk dalam keahliannya. Sistem pakar dirancang untuk memcahkan masalah dalam bidang kedokteran, hukum, aerodinamis, dan hal-hal yang rutin yang sangat banyak.

C. AI dan System Pakar
Eliza, Parry, dan NETtalk.
ELIZA
Pada 1966, Joseph Weizenbaum dari MIT memperkenalkan Eliza, suatu program komputer yang mampu berkomunikasi dan bisa menanggapi manusia dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Weizenbaum berharap Eliza dapat menembus dinding pembatas antara komputer dan manusia. Eliza termasuk kedalam sistem pakar.
PARRY
Colby, Hilf, Webber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mesimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi komputer dan respon manusia. Parry pun juga termasuk ke dalam sistem pakar.
NETtalk
Progam ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki disekolah medis harvard dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras – keras. NETtalk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fenom-fenom, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini memiliki tiga lapisan: lapisan input, dimana setiap unit merespons sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit menampilkan ke 55 fenom dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output. NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Disini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap dengan bunyi yang berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan. NETtalk juga merupakan sistem pakar.
·         Penggunaan AI sebagai expert system
Manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens yang merupakan spesies primata yang memiliki otak dengan kemapuan yang jauh lebih tinggi ketimbang jenis primata lainnya. Otak manusia yang sehat mampu melakukan aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kemampuan kerja otak manusia dapat disebut sebagai akal, dan fungsi dari akal adalah menerima dan memproses berbagai informasi yang diterima melalui alat indra, kemudian disimpan dan dimunculkan kembali pada saat dibutuhkan. Proses berpikir dan memproses informasi oleh manusia itulah yang disebut dengan kognisi.
Selama ribuan tahun, manusia telah mencoba untuk memahami bagaimana spesies mereka berpikir, perumpaannya seperti berikut “bagaimana sebentuk benda dapat melihat, memahami, memprediksi, dan memanipulasi dunia yang jauh lebih besar dan lebih rumit dari benda itu sendiri” hal tersebut merupakan ungkapan yang cukup untuk menggambarkan luasnya kemampuan berpikir manusia, lebih tepatnya adalah kecerdasan manusia atau human intelligence.
Kemampuan berfikir manusia yang luas menjadikan manusia begitu berbeda dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Dengan kemapuan berpikirnya manusia mampu menciptakan benda yang manusia butuhkan untuk mempermudah kerja atau benda yang hanya sebagai kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan saja. Benda ciptaan manusia bukan hanya benda yang akan bergerak hanya bila digerakkan, tapi manusia pun mampu menciptakan benda dengan memasukkan kecerdasan manusia didalamnya (kecerdasan buatan / artificial intelligence / AI).
Bukti pengapresiasian manusia mampu mencipta benda yang memiliki kecerdasan manusia didalamnya adalah komputer. Komputer adalah jenis teknologi yang memiliki cara kerja yang tidak jauh berbeda dengan cara kerja otak manusia, yaitu mampu melakukan penyimpanan dan pengolahan data. Komputer bila dikaitkan dengan AI dapat dikatakan bahwa komputer merupakan sebuah benda dengan kecerdasan manusia buatan yang dimaksudkan untuk dapat menggantikan manusia dalam melakukan tugas-tugas manusia
·         Contoh penggunaan AI dalam psikologi adalah digunakannya alat untuk mendeteksi kebohongan yang di control oleh manusia untuk mengetahui apakah subjek berbohong atau tidak dalam suatu tes. Kemudian saat di laboratorium pemeriksaan psikologi digunakan beberapa computer untuk mengetahui hasil dari tes psikologi dan biasanya dioperasikan langsung oleh manusia (psikolog) tersebut.
Sumber:
Jones, M. T. (2008). Artificial intelligence: a system approach. USA: Infinity science press.

Kusrini. (2006). Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI





Tidak ada komentar:

Posting Komentar